Atas Dedikasi Pada Umat, Tokoh Bengkalis ini Kini Bergelar Pejuang Daerah Riau -->

adsterra1

CETAK BERITA

Print Friendly and PDF

adsterra3

Atas Dedikasi Pada Umat, Tokoh Bengkalis ini Kini Bergelar Pejuang Daerah Riau

, Agustus 09, 2024
Penganugerahan diberikan oleh Pj. Gubri SF.Harianto kepada ahli waris Ustadz H. Mil

RIAUEXPRESS, PEKANBARU - Dalam rangka Hari Jadi  ke- 67 Propinsi Riau, melalui Sidang Paripurna Istimewa di Gedung DPRD Riau Pj. Gubri SF. Haryanto memberikan anugerah penghargaan berupa Pejuang Daerah Riau Asal Kabupaten Bengkalis kepada H. Ustadz Mil Bin Abdul Kadir melalui ahli warisnya, Jum'at (09/08/24).


Demikian yang disampaikan Ketua Majelis Ulama' Indonesia (MUI) Kabupaten Bengkalis, Ustadz H. Amrizal M.Ag, bahwa H. Ustadz Mil merupakan tokoh ulama kharismatik dan cukup berpengaruh di wilayah Bengkalis dan sekitarnya dalam rentang waktu 1942 - 2013.


"Atas anugerah tersebut, kami dari seluruh jajaran MUI Kabupaten Bengkalis mengucapkan selamat dan tahniah kepada beliau. Semoga menjadi inspirasi bagi kita semua untuk senantiasa berkiprah kepada umat, "ujarnya melalui pesan singkat.


Menurut Buya Amrizal, bahwa H. Ustadz Mil ini lahir di Sungai Pakning, 20 Nopember 1918, anak kedua dari tujuh bersaudara. Ayahnya adalah seorang petani karet. Dalam Usia 5 tahun ia telah ditinggal oleh ayahnya, sehingga menjadi tulang punggung keluarga bersama abangnya. 


Di usianya yang masih muda, ia terpaksa harus bekerja memotong karet dan memanjat pohon pinang dan menjual buahnya untuk membiayai kehidupan adik-adiknya. 


Ustadz Mil pada awalnya memiliki nama Musa pemberian dari kakeknya. Ia masuk katagori anak kecil pertama yang masuk sekolah di kampungnya pada waktu itu. Sedangkan Mak saudaranya memanggil Ustadz Mail dengan sebutan Comel. 


Tapi Guru SD-nya yang bernama Karim menukarnya dengan nama Mil sehingga nama itu lebih dikenal di kalangan Masyarakat sampai saat ini.


Ia menamatkan pendidikan dasarnya di Sekolah Gouvernemen di Sungai Pakning tahun 1930, kemudian melanjutkan di Madrasah Khairiyah Sungai Pakning. Lalu melanjutkan pendidikan di negeri Kelantan, Malaysia, yaitu di Jami’ Merbau Isma’ili tahun 1937.


Ia belajar di sana selama lebih kurang 3 tahun. Kemudian pulang dan menetap di Sungai Pakning sejak tahun 1941.


Setelah kembali ke Sungai Pakning, Ustadz Mil memulai aktifitas awalnya dengan menjadi Guru Agama Madrasah Ibtidaiyah di Sungai Pakning sampai masa kemerdekaan (1942-1945). 


Ia juga aktif melakukan dakwah Islamiyah secara berkeliling dari satu masjid ke masjid lainnya, dari satu kampung ke kampung lainnya. Ustadz Mil telah mampu melakukan banyak perubahan penting dalam aspek ibadah dan tradisi keagamaan yang berkembang saat itu.

 

Ketika Belanda kembali ke Indonesia, Ustadz Mil menjadi Setia Usaha Pembantu Komando Pangkalan Gerilya Kecamatan Bukit Batu sekitar tahun 1948. 


Tahun 1959, Ustadz Mil menetap di kota Bengkalis. Ia memulai karirnya sebagai Panitera Pengadilan Agama Bengkalis sampai tahun 1974. Tahun 1974, Ia diangkat menjadi Kepala Madrasah Aliyah Assa’adah YPPI Bengkalis. 


Sejak menjadi Kepala sekaligus guru di Madrasah Aliyah Assa’adah YPPI Bengkalis ini, Kiprah dan perjuangan Ustadz Mil banyak sekali dirasakan manfaatnya oleh orang ramai dalam bidang Pendidikan dan Keilmuan Islam. 


Ustadz Mil menghabiskan waktu, tenaga, pikiran dan ilmunya untuk didedikasikan bagi kepentingan pengembangan Keilmuan Islam, Bahasa Arab dan Tahfidz al-Quran pada masyarakat Kota Bengkalis dan sekitarnya.


Pengabdian dan dedikasi Ustadz Mil dalam bidang pengajaran dan pengembangan Keilmuan Islam diakui sangat luar biasa oleh beberapa bekas muridnya. Sebagian mereka bertutur bahwa Ustad Mil adalah seorang guru yang tidak pernah merasa lelah dan sangat disiplin mengajar anak didiknya. 


Tak peduli hujan atau panas, beliau senantiasa datang mengajar kecuali kalau ia dalam keadaan sakit. Beliau adalah guru yang sangat luas ilmu agamanya, penyanyang, tidak pernah marah dan selalu memberikan hadiah kepada murid-muridnya yang berprestasi.


Sejak pertama kali mengajar di di Madrasah Aliyah Assa’adah YPPI Bengkalis, beliau dibayar dengan gaji yang relatif rendah, namun itu semua tidak mengurangi semangatnya untuk mengajar. 


Bahkan selama mengajar di YPPI, ia membuka kelas khusus di luar jam pelajaran bagi murid-muridnya untuk belajar membaca kitab-kitab kuning mengenai fiqih, Aqidah, Nahwu Sharaf, Qiraat Sab’ah dan Hifzil al-Quran. Dan belajar tambahan itu tidak dipungut bayaran. 


Tidak hanya itu, ia juga menyediakan waktu di rumahnya bagi muridnya atau masyarakat pada umumnya untuk belajar tentang hal yang serupa.


Tahun 1999, Ustadz Mil mendirikan Madrasah Tadris wa Tahfidz al-Quran yang berlokasi di Jalan H.R. Soebrantas desa Wonosari Timur Bengkalis. Madrasah ini khusus membimbing dan membina santrinya untuk Menghafal al-Quran disamping ilmu-ilmu keislaman lainnya. 


Murid-murid yang belajar dengannya tidak hanya berasal dari kota Bengkalis saja, tapi juga dari daerah-daerah lainnya di Propinsi Riau. sampai hari ini sudah ratusan muridnya yang tersebar di berbagai daerah di propinsi Riau. termasuk di dalamnya para penghafal al-Quran yang mewakili Kabupaten Bengkalis pada Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) baik pada tingkat Kabupaten maupun propinsi Riau.


Tahun 2005, Ustadz Mil juga memprakarsai berdirinya Pustaka Islam Dar al-Hikmah yang pada awalnya berlokasi di Jl. Kelapapati Darat lalu saat ini pindah ke Pondok Tadris wa Tahfidz al-Quran yang berada di Jalan H.R. Soebrantas. 


Sampai saat ini, perpustakaan Islam ini masih tetap diakses dan dimanfaat oleh sebagian masyarakat terutama sekali para pelajar perguruan tinggi Islam yang ada di Kota Bengkalis untuk pembuatan tugas akhir mereka.


Sebagai ulama, Ustadz Mil menjadi rujukan banyak orang untuk berkonsultasi tentang masalah-masalah fiqih dan keagamaan lainnya yang muncul di tengah-tengah masyarakat. Berkat keluasan ilmu keislaman yang dimilikinya, tahun 2003, beliau diamanahkan menjadi ketua MUI Kabupaten Bengkalis.


Kecintaan Ustadz Mil untuk mengajarkan Al-Quran, Kitab Kuning dan Ilmu-Ilmu Keislaman lainnya tidak pernah surut sampai memasuki usia senjanya. di usia tuanya dalam keadaan agak sakit-sakitan, ia masih tetap menyempatkan diri untuk membina santrinya (para penghafal al-Quran) di  Pondok Tadris wa Tahfidz al-Quran. Sampai pada akhirnya, Ulama kharismatik Bengkalis ini menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 11 Oktober 2013 meninggal.


"Untuk bisa mendapatkan anugerah ini melalui proses panjang, awalnya dimulai dari kajian dan penyusunan riwayat hidup dan perjuangan oleh TP2GD (tim peneliti dan pengkaji gelar daerah) kabupaten  Bengkalis. Setelah itu dikirim ke TP2GD propinsi Riau. Untuk diverifikasi hingga sampai akhirnya ditetapkan oleh Gubernur Riau, "tutup Ustadz Amrizal **

TerPopuler