Masyarakat Sudah Cerdas: "Jangan Dipilih Calon Pemimpin Kalau Hanya Viral dan Terkenal" -->

adsterra1

CETAK BERITA

Print Friendly and PDF

adsterra3

Masyarakat Sudah Cerdas: "Jangan Dipilih Calon Pemimpin Kalau Hanya Viral dan Terkenal"

, September 22, 2024


 


Oleh: Mislam

Ketua LMR-RI Komwil Riau

Dan Pemerhati Teknologi

RIAUEXPRESS - Di era digital yang serba cepat ini, media sosial telah menjadi ruang utama untuk berbagai aspek kehidupan, termasuk politik. Setiap kali masa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) atau Pemilu tiba, kita sering melihat banyak calon pemimpin yang berusaha tampil di berbagai platform digital. Namun, ada fenomena yang cukup memprihatinkan: banyak dari mereka yang lebih mengutamakan popularitas dan viralitas ketimbang menyampaikan program atau visi yang jelas untuk kemajuan daerahnya. Masyarakat harus cerdas dan kritis, jangan memilih hanya berdasarkan siapa yang viral dan terkenal.

 

Fenomena viralitas di media sosial sering kali membuat calon yang populer terlihat sebagai pilihan ideal. Padahal, menjadi viral bukanlah indikator utama bahwa seseorang memiliki kapasitas untuk memimpin atau membawa perubahan nyata. Banyak kandidat yang hanya berfokus pada pencitraan diri, menciptakan narasi yang menghibur atau kontroversial, tanpa menyentuh persoalan substansial yang seharusnya menjadi perhatian utama.

 

Kepemimpinan tidaklah semata soal popularitas, tetapi soal kemampuan untuk memecahkan masalah, menyusun kebijakan yang berpihak pada masyarakat, dan menciptakan perubahan nyata. Jika kita sebagai masyarakat hanya memilih berdasarkan popularitas, kita berisiko mendapatkan pemimpin yang tidak siap, tidak kompeten, atau bahkan tidak memiliki komitmen untuk menjalankan visi dan misi yang jelas.

 

Lebih jauh lagi, viralitas bisa saja dihasilkan dari strategi pemasaran politik yang canggih, tetapi bukan substansi dari kemampuan seorang kandidat. Seorang calon mungkin terlihat meyakinkan di media sosial dengan konten yang menarik, tetapi ketika diajak berdiskusi mengenai kebijakan publik atau masalah mendalam yang dihadapi masyarakat, sering kali jawaban yang diberikan tidak sejalan dengan harapan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memisahkan antara popularitas di media sosial dan kualitas sebenarnya dari seorang kandidat.

 

Masyarakat harus kembali pada esensi demokrasi, yaitu memilih pemimpin berdasarkan gagasan, integritas, dan rekam jejak. Pilihlah pemimpin yang benar-benar memiliki rencana konkret untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat, bukan yang hanya pandai berbicara di depan kamera atau menghasilkan konten yang menghibur. Kita tidak sedang memilih selebritas atau influencer, melainkan pemimpin yang akan menentukan arah kebijakan daerah dan negara kita selama beberapa tahun ke depan.

 

Selain itu, peran media juga sangat penting dalam membantu masyarakat menilai calon pemimpin dengan bijaksana. Media memiliki tanggung jawab untuk tidak hanya menyebarluaskan konten sensasional, tetapi juga memberikan ruang bagi diskusi kebijakan yang relevan. Sering kali, media ikut terbawa arus viralitas, sehingga isu-isu penting yang sebenarnya mempengaruhi kehidupan masyarakat malah tenggelam oleh berita-berita yang kurang substansial.

 

Sebagai warga negara yang baik, kita harus lebih kritis dalam menyikapi informasi. Jangan mudah terpengaruh oleh popularitas atau kampanye yang viral tanpa memahami dengan baik apa yang sebenarnya ditawarkan oleh calon pemimpin tersebut. Luangkan waktu untuk mempelajari rekam jejak kandidat, memahami visi dan misi mereka, serta mengevaluasi apakah mereka benar-benar peduli pada kepentingan rakyat atau hanya ingin mencari ketenaran. Kita harus menyadari bahwa masa depan kita, keluarga, dan masyarakat ada di tangan pemimpin yang kita pilih.

 

Oleh karena itu, sebagai masyarakat yang sadar akan pentingnya kepemimpinan yang berkualitas, kita harus menempatkan kualitas di atas popularitas. Pemimpin yang viral belum tentu mampu membawa perubahan yang baik. Sebaliknya, mungkin ada pemimpin yang lebih diam namun memiliki gagasan yang kuat, rencana yang matang, dan komitmen untuk memajukan daerah.

 

Pilkada dan Pemilu bukan ajang pencarian bakat atau lomba popularitas di media sosial. Ini adalah momen penting bagi kita semua untuk menentukan siapa yang layak memimpin, siapa yang mampu menyelesaikan masalah, dan siapa yang bisa memajukan masyarakat ke arah yang lebih baik. Jadi, saat tiba waktunya untuk memilih, ingatlah: jangan dipilih hanya karena viral dan terkenal, tetapi pilihlah mereka yang benar-benar memiliki kompetensi dan kepedulian nyata terhadap rakyat.

 

Duri, 22 September 2024

TerPopuler