Foto Media Center |
RIAUEXPRESS, BENGKALIS - Menjelang 2 hari mengakhiri masa cuti jabatan disela-sela agenda kampanye Cawabup Bagus Santoso terus melanjutkan hobi blusukan mengunjungi warga spesial yang berprofesi petani dan pelaku usaha industri kecil menengah ( IKM ) atau industri rumah tangga.
Selepas menunaikan sholat dzuhur, kamis (21/11/24) Bagus Santoso bergabung dengan kelompok tani (Poktan) mandiri menikmati panen buah Melon di kebun Mas Anto salah satu warga Sakobotik Bencah Mahang kecamatan Bathin Solapan.
"Berbudi kepada tanah Insya Allah rezeki berkah, keluarga bahagia membawa harun nama lingkungan desa. Dan yang pasti dapat uang keluarga bahagia" kata Bagus Santoso sambil membelah Melon ngopi hangat duduk diatas tikar dikelilingi puluhan petani berdiskusi dengan raut muka bahagia.
Mas Anto adalah sosok petani holtikultura mandiri. Berkat ketekunan dan jiwa petani mampu memenuhi kebutuhan hidup keluarganya dengan mengolah kebun pekarangan disekitar rumah tempat tinggalnya.
Ia memilih komoditas tanaman holtikulura buah dan sayur karena sudah terbukti jenis ini potensial memiliki nilai ekonomi dan permintaan pasar yang tinggi.
"Saya tanam melon, cabe dan kacang panjang ini memang sesuai hobi dan keahlian saya. Pemasaran tidak ada poblem, sepuluh ton juga habis berebut orang datang membelinya, "kata Anto.
Diakui Anto kendala yang ia hadapi dan petani lainnya justru pada pengolahan lahan dan mahalnya pupuk pestisida. Rata-rata petani menggunakan alat manual yaitu cangkul jelas kemampuan terbatas.
Begitu juga mahalnya harga pupuk dan pestisida membuat hasil panen berkurang, sebab hanya mampu membeli ala kadarnya.
"Kami petani perlu mesin traktor dan pupuk pestisida murah. Inilah keluhan petani sesungguhnya, "terang Anto.
Hal senada disampaikan Iwan petani sukses yang menggarap 2 hektare miliknya untuk tanaman holtikultura. Ia mengakui butuh bantuan Traktor dan mesin pompa air untuk mengembangkan usahanya bersama poktan lainnya. Disamping juga bantuan pupuk pestisida dimana selama ini harga sudah mahal malahan terkadang langka susah didapatkannya.
Terkonfirmasi terpisah Hotma Saragih petugas penyuluh lapangan UPT Kecamatan Bathin Solapan menyampaikan perkembangan potensi pertanian dan jumlah gapoktan yang ada di wilayah Kecamatan Bathin Solapan.
Diakui belum maksimalnya pengembangan potensi pertanian diantaranya terbatasnya mekanisasi alat pertanian. Namun demikian pemerintah selalu hadir kerjasama dengan petani serta terus berkoordinasi dengan baik.
"Kita tetap membina dan memonitoring kegiatan petani, terkait aspirasi bantuan mekanisasi alsintan juga pupuk, pestisida dan bibit berkualitas menjadi komitmen dan menjadi atensi bersama, " jelas Hotma Saragih.
Selesai menikmati panen melon, Bagus Santoso bersama petani diajak keliling melihat tanaman kacang panjang dan cabe yang dalam beberapa hari kedepan siap untuk panen perdana.
Sebagaimana diketahui alat-alat mekanisasi pertanian (alsintan) adalah alat dan mesin yang digunakan untuk membantu proses bertani seperti; Jonder, Traktor, Mesin Pompa Air, Combine, Sprayer, mower , selang air dan lainnya.
Sedangkan pestisida dan pupuk juga menjadi penentu naik turunnya hasil panen dan pendukung besar kecilnya pendapatan yang di peroleh petani. Jika harga pupuk pestisida mahal tidak sebanding antara pendapatan dan hasil yang diperoleh. Akhirnya petani hanya membeli pupuk seadanya praktis tanaman kekurangan nutrisi hasil panen menurun bahkan gagal.
Maka wajar, jika petani meminta kepada pemerintah melakukan antisipasi dengan membantu alsintan, pupuk dan pestisida kepada para petani.**